Pada kesempatan kali ini, saya akan membahas mengenai laporan praktikum Kimia. Laporan praktikum ini mengenai pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan baru bagi kita. Salam kenal dari saya ya.. Dwi Putri Restuti
Find me on instagram @ddwi_putri
Find me on youtube Dwi Putri Restuti
Have a nice day and happy weekend!
See you next in my post and my homework!
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
MEMBUAT LARUTAN DENGAN KONSENTRASI TERTENTU
Laporan Praktikum Kimia oleh Dwi Putri Restuti |
I. TUJUAN
a. Mengetahui cara membuat larutan NaOH dengan konsentrasi tertentu.
b. Mengetahui cara membuat larutan H2SO4 dengan konsentrasi tertentu.
c. Menentukan pH larutan yang telah dibuat.
II. DASAR TEORI
Larutan merupakan fase yang setiap hari ada disekitar kita. Suatu sistem homogen yang mengandung dua atau lebih zat yang masing-masing komponennya tidak bisa dibedakan secara fisik disebut larutan, sedangkan suatu sistem yang heterogen disebut campuran. Suatu larutan adalah campuran homogen yang terdiri atas dua atau lebih zat. Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat berubah-ubah. Disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan. Dalam campuran heterogen permukaan-permukaan tertentu dapat dideteksi antara bagian-bagian atau fase-fase yang terpisah (Keenan, 1984).
Larutan dilihat berdasarkan keadaan fasa setelah bercampur ada yang homogen dan heterogen. Campuran homogen adalah campuran yang membentuk satu fasa yaitu yang mempunyai sifat dan komposisi yang sama antara satu bagian dengan bagian lain didekatnya. Contoh larutan homogen yaitu gula dan alkohol dalam air. Sedang campuran heterogen adalah campuran yang mengandung dua fasa atau lebih, contohnya air susu dan air kopi (Syukri, 1999).
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi pada umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per million). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam keadaan tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antar partikel komponen murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antar pelarut dengan zat terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarutnya sama-sama polar, akan terbentuk suatu struktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut, hal ini memungkinkan interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil bila komponen zat terlarut ditambahkan tidak akan dapat larut lagi (Oktoby, 2001).
Pour point adalah suhu terendah yang dinyatakan sebagai kelipatan 5oF dimana minyak yang diamati mengalir apabila minyak didinginkan dan diperiksa pada kondisi tertentu. Poir point yang tinggi akan mengakibatkan mesin sulit dinyalakan pada suhu rendah. Pour point ester minyak jarak yang dihasilkan jauh lebih rendah daripada spesifikasi yang diperbolehkan. Rendahnya nilai pour point ini menunjukkan bahwa produk ester minyak jarak dapat digunakan pada daerah yang sangat dingin (Kusumaningsih dkk, 2006).
III. ALAT DAN BAHAN
a. ALAT
No. |
Nama Alat |
Jumlah |
1. |
Gelas ukur kecil |
1 |
2. |
Gelas ukur besar |
1 |
3. |
Gelas kimia |
1 |
4. |
Neraca |
1 |
5. |
Pipet tetes |
1 |
6. |
Pengaduk |
1 |
7. |
Kertas indicator |
2 |
8. |
pH meter |
1 |
9. |
Alat Uji Elektrolit |
1 |
b. BAHAN
No. |
Nama bahan |
Jumlah |
1. |
Air |
200 mL |
2. |
NaOH |
0,4 gr |
3. |
H2SO4 |
5,2 mL |
IV. CARA KERJA
1. Membuat larutan NaOH
a. Menimbang NaOH sebanyak 0,4 gr.
b. Menyediakan air sebanyak 100 mL.
c. Memasukkan 50 mL air kedalam gelas kimia.
d. Memasukkan 0,4 gr NaOH bersama dengan 50 mL air tersebut ke dalam gelas kimia.
e. Mengaduk campuran larutan yang telah dibuat menggunakan pengaduk.
f. Mencampurkan sisa air kedalam larutan yang sudah diaduk.
g. Mengaduk kembali larutan yang ditambah sisa air tersebut.
h. Mengukur pH larutan yang telah dibuat menggunakan kertas indikator Universal dan pH meter.
i. Mencatat hasil pengukuran pH larutan.
j. Mengukur daya hantar dari larutan yang telah dibuat.
k. Mengamati perubahan lampu yang awalnya padam menjadi menyala.
2. Membuat larutan H2SO4
a. Mengambil larutan H2SO4 sebanyak 5,2 mL kedalam gelas ukur kecil dengan menggunakan pipet tetes.
b. Menuangkan larutan H2SO4 tersebut kedalam gelas ukur besar.
c. Mencampurkan larutan H2SO4 tersebut dengan air sebanyak ± 100 mL.
d. Menuangkan campuran larutan H2SO4 dan air tersebut kedalam gelas kimia sebanyak 60 mL.
e. Mengaduk larutan yang telah dituangkan kedalam gelas kimia.
f. Mengukur pH larutan yang telah dibuat menggunakan kertas indikator Universal dan pH meter.
g. Mencatat hasil pengukuran pH larutan.
h. Mengukur daya hantar dari larutan yang telah dibuat.
i. Mengamati perubahan lampu yang awalnya padam menjadi menyala.
V. DATA PENGAMATAN
No. |
Nama Larutan |
pH Larutan Berdasarkan pH Meter |
pH Larutan Berdasarkan Kertas Indikator |
Reaksi Lampu Yang Dicelupkan Kedalam Larutan |
1. |
NaOH |
15,4 |
14 |
Menyala |
2. |
H2SO4 |
- |
2 |
Menyala |
VI. ANALISIS DATA
Praktikum dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu untuk larutan NaOH dan larutan H2SO4. Dalam praktikum yang telah dilakukan didapatkan analisis data sebagai berikut.
1. Larutan NaOH
Sebelum melakukan kegiatan praktikum terlebih dahulu dilakukan perhitungan massa NaOH yang dibutuhkan dalam praktikum. Perhitungan massa untuk larutan NaOH dapat diuraikan sebagai berikut.
Diket : Mr NaOH = 40
M = 0,1 M
V = 100 mL
Ditanya : m = ……………. ?
Jawab :
n = M x V
= 0,1 x 100
= 10
m = n x Mr
= 10 x 40
= 400 mgr
= 0,4 gr
Selanjutnya yaitu dilakukan perhitungan pH dari data yang diketahui. Perhitungan pH untuk larutan NaOH dapat diuraikan sebagai berikut.
Diket : M = 0,1 M
b = 1
Ditanya : pH = ……………. ?
Jawab :
[OH¯] = b x M
= 1 x 0,1
= 0,1
=
pOH = - log [OH¯]
= - log
= 1
pH = 14 – pOH
= 14 – 1
= 13
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa pH larutan NaOH yaitu 13. Hasil perhitungan pH tersebut tidak sama dengan pH yang diperoleh dari hasil praktikum, karena besar pH larutan NaOH bila diukur dengan pH meter yaitu 15,4 dan besar pH larutan NaOH bila diukur dengan kertas indikator Universal yaitu 14.
Dari ketiga perhitungan pH yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa larutan NaOH termasuk larutan yang bersifat basa. Hal ini dikarenakan semua pH yang diperoleh baik dari pengukuran dengan pH meter, kertas indikator Universal, maupun dengan perhitungan secara teoritis sama - sama menunjukkan nilai pH > 7.
Perbedaan besar pH antara teori dan praktik dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Kurangnya ketelitian dalam menimbang NaOH.
2. Larutan H2SO4
Sebelum melakukan kegiatan praktikum terlebih dahulu dilakukan perhitungan volume H2SO4 yang dibutuhkan dalam praktikum. Perhitungan volume untuk larutan H2SO4 dapat diuraikan sebagai berikut.
Diket : M2 = 0,1 M
V2 = 100 mL
Kadar = 16%
ρ = 1,2 gr/mL
Mr = 98
Ditanya : V1 = …………… ?
Jawab :
Mr =
=
=
= 1,956
( V x M )sebelum = ( V x M )sesudah
V1 x M1 = V2 x M2
V1 x 1,9 = 100 x 0,1
1,9 V1 = 10
V1 = 5,26 mL
Selanjutnya yaitu dilakukan perhitungan pH dari data yang diketahui. Perhitungan pH untuk larutan H2SO4 dapat diuraikan sebagai berikut.
Diket : M = 0,1 M
a = 1
Ditanya : pH = ……………. ?
Jawab :
[H+] = a x M
= 1 x 0,1
= 0,1
=
pH = ˗ log [H+]
= ˗ log
= 1
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa pH larutan H2SO4 yaitu 1. Hasil perhitungan pH tersebut tidak sama dengan pH yang diperoleh dari hasil praktikum, karena besar pH larutan H2SO4 bila diukur dengan kertas indikator Universal yaitu 2.
Dari kedua perhitungan pH yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa larutan H2SO4 termasuk larutan yang bersifat asam. Hal ini dikarenakan semua pH yang diperoleh baik dari pengukuran dengan kertas indikator Universal, maupun dengan perhitungan secara teoritis sama - sama menunjukkan nilai pH < 7.
Perbedaan besar pH antara teori dan praktik dikarenakan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Kurangnya ketelitian dalam mengambil larutan H2SO4.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pH dari larutan NaOH maupun H2SO4 berbeda - beda, baik ketika diukur dengan pH meter, kertas indikator Universal, maupun jika dihitung secara teoritis. Tetapi perbedaan nilai pH tersebut masih menunjukkan sifat larutan yang sama, yaitu NaOH bersifat basa dan H2SO4 bersifat asam.
VIII. Saran
Jika melakukan pengamatan pada suatu larutan lakukanlah dengan teliti dalam mengamati, jangan tergesa-gesa agar tidak terjadi kesalahan pada waktu pengukuran suhu dan dalam mengukur volume larutan harus sesuai takaran jangan kurang atau lebih karena dapat mempengaruhi hasil reaksi yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Citra Aditya Bakti : Bandung
Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung Mangkurat:Banjar Baru
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika : Surabaya
John dan Rachmawati. 2011. Chemistry 3A. PT. Penerbit Erlangga: Jakarta
Keenan, C.W. 1984. Kimia Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitasn Indonesia : Jakarta
Oktoby,D.W. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern .Erlangga: Jakarta.
Sudarmo, Unggul. 2015. Kimia. Jakarta : Phiβeta.
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.
DOKUMENTASI
1. Pengujian Larutan NaOH
a. Menimbang gelas kimia
b. Menimbang NaOH
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Comments
Post a Comment