LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
PERCOBAAN SACHS PADA DAUN SEPATU (Hibiscus
rosasinensis)
A.
Landasan Teori
Fotosintesis adalah proses pembuatan energi atau zat
makanan/glukosa yang berlangsung atas peran cahaya matahari (photo
artinya cahaya, synthesis artinya proses pembuatan/pengolahan) dengan
menggunakan zat hara/mineral, karbon dioksida dan air. Makhluk hidup yang mampu
melakukan fotosintesis adalah tumbuhan, alga dan beberapa jenis bakteri.
Fotosintesis sangat penting bagi kehidupan di bumi karena hampir semua makhluk
hidup bergantung pada energi yang dihasilkan oleh proses fotosintesis.
Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian
besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang
menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut
sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon
bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan
energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah
melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan
bahwa enam molekul karbon dioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan
energi cahaya matahari untuk dirubah menjadi satu molekul glukosa dan enam
molekul oksigen. Glukosa adalah molekul yang dibentuk sebagai hasil dari proses
fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi cahaya matahari
dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul tersebut. Berikut adalah
persamaan reaksi fotosintesis yang menghasilkan gula.
Glukosa merupakan senyawa karbon yang nantinya
digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam sel untuk membentuk senyawa kimia
lain yang sangat penting bagi organisme tersebut, seperti DNA, protein, gula
dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang tersimpan
dalam ikatan kimia di antara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi
dalam proses-proses di dalam tubuh.
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas
sel-sel sebagai unit dasar penyusun kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman
mengandung struktur yang disebut kloroplas (Chloroplast) yang merupakan
tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah organel khusus yang dimiliki
oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung klorofil (chlorophyll) yang
dikenal dengan zat hijau daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan struktur
berwarna hijau, termasuk batang dan buah memiliki kloroplas dalam setiap sel
penyusunnya. Namun secara umum aktivitas fotosintesis terjadi di dalam daun.
Michael W. Davidson dalam websetnya menyatakan bahwa kepadatan kloroplas di
permukaan daun suatu tanaman rata-rata sekitar satu setengah juta per milimeter
persegi.
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu
reaksi terang dan reaksi gelap. Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan
pigmen-pigmen lain di dalam kloroplas menyerap energi cahaya matahari dan
mengkonversinya menjadi energi kimia yang disimpan dalam ikatan kimia penyusun
glukosa. Energi yang diserap merupakan energi kaya elektron yang nantinya akan
terlibat dalam serangkaian rantai reaksi yang disebut transport elektron.
Menurut Stone (2004), air melalui reaksi terang
akan dipecah (fotolisis) menjadi proton, elektron dan O2. Proton dan
elektron yang dihasilkan dari pemecahan ini bergabung dengan senyawa akseptor
elektron NADP+ (nikotinamide adenosine dinucleotide phosphate)
membentuk NADPH. Beberapa proton bergerak melalui membran kloroplas, dan energi
yang dibentuk berupa ATP (Adenosine triphospat). NADPH dan ATP adalah
komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap (siklus Calvin), yang merubah molekul
CO2 menjadi molekul gula berantai karbon tiga. Energi kimia hasil
konversi dari energi cahaya matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat
di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka
ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida
adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara
bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan
gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida
(Kimball, 2002).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk
memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup,
tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis
karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil,
dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi
yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari
tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan
klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari
karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari
(Dwidjoseputro,1986).
Pada tahun 1860, Sachs membuktikan bahwa
fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan
daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut
direbus, dimasukkan ke dalam alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa
warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya
amilum (Malcome, 1990). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung
pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan
dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Untuk tujuan praktis,
satu-satunya sumber molekul bahan bakar yang menjadi tempat begantung seluruh
kehidupan adalah fotosintesis. Fotosintesis merupakan salah satu reaksi yang
tergolong ke dalam reaksi anabolisme. Fotosintesis adalah proses pembentukan
bahan makanan (glukosa) yang berbahan baku karbondioksida dan air.
Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh tumbuhan
dan ganggang hijau yang bersifat autotrof. Artinya keduanya mampu menangkap
energi matahari untuk menyintesis molekul-molekul organik kaya energi dari
precursor organik H2O dan CO2. Sementara itu, hewan dan
manusia tergolong heterotrof, yaitu memerlukan suplay senyawa-senyawa organik
dari lingkungan (tumbuhan) karena hewan dan manusia tidak dapat menyintesis
karbohidrat. Karena itu, hewan dan manusia bergantung pada organisme autotrof.
Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas
merupakan organel plastid yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel
yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman, yaitu sel-sel
jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang (spons). Di dalam
kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membran tilakoid. Klorofil
dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. Klorofil a merupakan hijau
rumput (green grass pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan
biru-keunguan. Klorofil a ini sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis.
Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang mampu menyerap cahaya biru dan
merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan, ganggang hijau dan
beberapa bakteri autotrof.
Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di
dalam kloroplas. Pada umumnya kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya
disebut stroma, sedang butir-butir yang terkandung di dalamnya disebut grana.
Pada tanaman tinggi ada dua macam klorofil, yaitu:
Klorofil-a
: C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua
Klorofil-b
: C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda
Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri
atas 4 pirol dengan Mg sebagai inti. Rumus bangun ini hampir serupa dengan
rumus bangun haemin (zat darah), di mana intinya bukan Mg melainkan Fe. Pada
klorofil, terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil yang dapat terlepas
menjadi fitol C2H39OH, jika terkena air (hidrolisis) dan
pengaruh enzim klorofilase. Fitol itu lipofil (suka asam lemak), sedangkan
biasanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (suka akan air) (Dwidjoseputro,
1994:18).
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan
klorofil :
a. Faktor pembawaan.
Pembentukan klorofil dibawakan oleh gen tertentu di
dalam kromosom.
b. Cahaya.
Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada
klorofil. Larutan yang dihadapkan kepada sinar kuat tampak berkurang hijaunya.
Hal ini juga dapat kita lihat pada daun-daun yang terus terkena sinar matahari
secara langsung maka mereka akan berubah warna menjadi hijau kekuning-kuningan.
c. Oksigen.
d. Karbohidrat.
Dengan tiada pemberian gula, daun-daun tersebut tak
mampu menghasilkan klorofil, meskipun faktor-faktor lain cukup.
e. Nitrogen Magnesium.
Besi yang menjadi bahan pembentuk klorofil
merupakan suatu condition sinc qua non (kehausan). Kekurangan akan salah
satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan klorosis kepada tumbuhan.
f. Air.
Air merupakan faktor keharusan pula, kekurangan air
mengakibatkan desintegrasi dari klorofil seperti terjadi pada rumput dan
pohon-pohonan di musim kering.
g. Unsur-unsur Mn, Cu, Zn.
Meskipun unsur-unsur Mn, Cu, Zn hanya di dalam
jumlah yang sedikit akan membantu pembentukan klorofil. Dengan tiada
unsur-unsur itu, tanaman akan mengalami klorosis juga.
h. Temperatur.
Temperatur antara 3o – 48oC
merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukan klorofil pada kebanyakan
tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah antara 26o – 30oC.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang
menentukan laju fotosintesis :
a.
Intensitas
cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
b.
Konsentrasi
karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin
banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan
fotosintesis.
c.
Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis
hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat
seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
d.
Kadar
air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata
menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju
fotosintesis.
e.
Kadar
fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat
berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau
bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
f.
Tahap
pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh
lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa.
Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi
dan makanan untuk tumbuh.
Pada umumnya sel fotosintesis mengandung satu atau
lebih pigmen klorofil yang berwarna hijau. Berbagai sel fotosintesis lainnya
seperti pada ganggang dan bakteria, berwarna coklat, merah dan ungu. Hal ini
disebabkan oleh adanya pigmen lain di samping klorofil, yaitu pigmen pelengkap,
seperti karotenoid yang berwarna kuning, merah atau ungu dan fikobilin yang
berwarna biru atau merah (Muhammad Wirahadikusumah, 1985: 99).
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman.
Untuk efisiensi fotosintesis harus daun tipis dan memiliki luas permukaan
besar. Ini membantu dalam penyerapan cahaya dan difusi gas, dan sarana untuk
mencegah kehilangan air yang berlebihan melalui stomata dan epidermis. Sebagian
besar kloroplas dalam sel-sel mesofil palisade menyediakan jaringan
fotosintetik utama. Ruang antara spons berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel
mesofil daun. Turgor sel penjaga berubah menjadi gas mengizinkan pertukaran
dengan atmosfer. Kutikula melindungi daun dari pengeringan dan infeksi.
B.
Tujuan
Membuktikan
bahwa fotosintesis menghasilkan karbohidrat (amilum).
C.
Alat dan Bahan
a.
Alat
No.
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
1.
|
Kaki Tiga
|
1 buah
|
2.
|
Pembakar Spirtus
|
1 buah
|
3.
|
Beaker Glass (100 ml)
|
1 buah
|
4.
|
Korek Api
|
1 buah
|
5.
|
Cawan Petri
|
1 buah
|
6.
|
Tabung Reaksi
|
2 buah
|
b.
Bahan
No.
|
Nama Bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Daun Hibiscus rosasinensis
|
2 lembar
|
2.
|
Kertas Timah
|
2 lembar
|
3.
|
Alkohol
|
4 cc
|
4.
|
Lugol
|
6 tetes
|
5.
|
Air
|
40 cc
|
D.
Prosedur Kerja
1.
Menutup sebagian daun pada tanaman Hibiscus rosasinensis dengan kertas timah, dan membiarkan yang lain
terbuka. Membiarkan selama ± 5 hari. Melakukan percobaan sebelum matahari
terbit.
2.
Memetik daun Hibiscus
rosasinensis pada sore/pagi hari sebelum matahari terbit.
3.
Menggunting daun Hibiscus
rosasinensis dengan ukuran 2 x 0,5 cm.
4.
Merebus air hingga mendidih kemudian merendam daun Hibiscus rosasinensis tesebut selama 25
detik.
5.
Mengisi tabung reaksi dengan alkohol hingga ketinggian 2 cm.
6.
Menggulung daun Hibiscus
rosasinensis, memasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi alkohol, kemudian memasukkannya
ke dalam Beaker Glass yang berisi air mendidih, dan mendiamkannya
selam 15 menit.
7.
Mencuci dan membilas daun dengan menggoyang daun dengan pinset di
dalam Beaker Glass yang berisi air
panas tadi.
8.
Meletakkan pada cawan petri, membersihkan sisa air bilasan,
kemudian menetesinya dengan larutan lugol.
9.
Mengamati perubahan warna yang terjadi.
10.
Memfoto dan mencatat hasil percobaan pada tabel.
E.
Hasil Praktikum
No.
|
Perlakuan
|
Daun
Hibiscus
rosasinensis
|
Warna
|
1.
|
Sebelum Perlakuan
|
Daun terbuka
|
Hijau tua
|
Daun tertutup
|
Hijau muda
|
||
2.
|
Perendaman alkohol dan didihkan
|
Daun terbuka
|
Putih
|
Daun tertutup
|
Putih
|
||
3.
|
Ditetesi lugol
|
Daun terbuka
|
Hitam Pekat
|
Daun tertutup
|
Putih kehitaman
|
F.
Analisis Data
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diperoleh perbedaan
dan persamaan warna antara daun Hibiscus
rosasinensis yang ditutup kertas
timah dengan daun Hibiscus rosasinensis yang tidak ditutup kertas timah. Perbedaan
warna pada kedua daun Hibiscus rosasinensis tersebut dapat dilihat pada tabel nomor satu dan nomor tiga. Untuk
persamaan warna dari kedua daun Hibiscus rosasinensis dapat dilihat pada tabel nomor dua.
Berdasarkan tabel di atas, sebelum percobaan dilakukan, daun Hibiscus rosasinensis terbuka berwarna
hijau tua sedangkan daun Hibiscus rosasinensis
tertutup berwarna hijau muda. Perbedaan warna antara daun Hibiscus
rosasinensis terbuka dan daun Hibiscus rosasinensis tertutup dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Setelah dilakukan perendaman dengan alkohol yang dididihkan, daun Hibiscus rosasinensis tertutup dan terbuka sama-sama berwarna putih. Warna tersebut dapat diamati pada gambar
dibawah ini.
Setelah ditetesi larutan lugol kedua daun Hibiscus rosasinensis memiliki warna yang berbeda dari yang
sebelumnya, yakni daun Hibiscus rosasinensis
terbuka berwarna hitam pekat sedangkan daun Hibiscus
rosasinensis tertutup berwarna putih kehitaman. Warna tersebut dapat diamati pada gambar
dibawah ini.
G.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami melakukan
percobaan untuk membuktikan bahwa fotosintesis akan menghasilkan amilum
(karbohidrat). Untuk membuktikan hal tersebut, kami menggunakan dua perlakuan
dalam kegiatan praktikum ini. Perlakuan tersebut antara lain daun Hibiscus
rosasinensis terbuka dan daun Hibiscus rosasinensis tertutup. Pada daun Hibiscus rosasinensis terbuka, kami
telah melakukan prosedur dengan tepat. Akan tetapi, pada percobaan dengan daun Hibiscus
rosasinensis tertutup ada prosedur yang kurang tepat.
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan,
diperoleh hasil bahwa daun Hibiscus rosasinensis yang tidak ditutup kertas timah berwarna hijau
tua dan daun Hibiscus rosasinensis yang ditutup kertas timah berwarna hijau muda.
Perbedaan warna pada kedua daun Hibiscus rosasinensis ini terjadi karena daun Hibiscus
rosasinensis terbuka melakukan fotosintesis dengan sempurna,
sehingga daun tersebut mengandung klorofil yang menghasilkan warna hijau tua pada
daun Hibiscus rosasinensis. Sedangkan pada daun Hibiscus
rosasinensis tertutup berwarna hijau muda karena proses fotosintesis tidak
sesempurna pada daun Hibiscus rosasinensis terbuka.
Percobaan
selanjutnya yaitu merendam kedua helai daun Hibiscus rosasinensis pada alkohol yang
dididihkan. Untuk percobaan kali ini, diperoleh data yang sama, yaitu baik daun
Hibiscus
rosasinensis terbuka maupun daun Hibiscus rosasinensis tertutup sama-sama berwarna putih. Perubahan
warna pada kedua daun Hibiscus rosasinensis tersebut menjadi berwarna putih menunjukkan
bahwa kedua daun Hibiscus rosasinensis tersebut sudah tidak mengandung klorofil.
Sehingga siap untuk diuji kandungan amilumnya.
Untuk menguji
kandungan amilum pada daun Hibiscus rosasinensis tersebut, kami
menggunakan lugol sebagai larutan yang dapat menunjukkan perubahan warna setelah
diteteskan pada daun. Jika terdapat amilum maka pada bagian yang ditetesi lugol
akan berubah warna menjadi hitam. Sedangkan jika tidak terdapat amilum maka
pada bagian daun yang ditetesi lugol akan berubah warna menjadi coklat. Warna
coklat ini karena larutan lugol berwarna coklat.
Pada daun Hibiscus
rosasinensis terbuka, diperoleh data bahwa setelah ditetesi larutan lugol daun Hibiscus
rosasinensis tersebut berubah warna menjadi hitam pekat.
Warna hitam pekat ini menunjukkan bahwa pada daun Hibiscus rosasinensis terbuka mengandung amilum (karbohidrat) sebagai hasil dari proses
fotosintesis.
Pada daun Hibiscus
rosasinensis tertutup, diperoleh data bahwa setelah ditetesi larutan lugol daun Hibiscus
rosasinensis tersebut berubah warna menjadi putih kehitaman. Perubahan warna
menjadi putih kehitaman ini menandakan bahwa dalam kegiatan praktikum untuk
daun Hibiscus rosasinensis tertutup ada prosedur yang kurang tepat. Warna
putih kehitaman menandakan bahwa pada daun Hibiscus rosasinensis tertutup terdapat
amilum meskipun dalam jumlah sedikit. Adanya sedikit amilum pada daun Hibiscus rosasinensis tertutup
menandakan bahwa daun Hibiscus rosasinensis tersebut masih malakukan proses fotosintesis meskipun tidak sesempurna
pada daun Hibiscus rosasinensis terbuka. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, daun Hibiscus
rosasinensis tertutup seharusnya setelah ditetesi larutan lugol berubah warna
menjadi coklat seperti warna lugol.
Kesalahan tersebut bisa terjadi karena penutupan daun Hibiscus rosasinensis dengan kertas karbon tidak sempurna, yang mana selotip yang digunakan
mengelupas. Pengelupasan itu terjadi karena beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain
adalah : daun Hibiscus rosasinensis terkena hujan; daun Hibiscus rosasinensis terkena embun; daun Hibiscus rosasinensis tertiup angina; daun Hibiscus rosasinensis diganggu serangga, dan dikarenakan tangan-tangan
jahil dari anak-anak
setempat.
H.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa :
1.
Pada daun Hibiscus rosasinensis
terbuka terjadi reaksi terang dan reaksi gelap. Hal ini dikarenakan daun Hibiscus rosasinensis terbuka memperoleh
intensitas cahaya yang cukup untuk melakukan fotosintesis sehingga dapat
menghasilkan amilum.
2.
Sedangkan daun Hibiscus
rosasinensis tertutup tidak terjadi reaksi terang dan reaksi gelap. Hal ini
dikarenakan daun Hibiscus rosasinensis tertutup
tidak memperoleh intensitas cahaya yang cukup untuk melakukan fotosintesis
sehingga tidak dapat menghasilkan amilum.
I.
Pertanyaan dan Jawaban Pertanyaan
A.
Pertanyaan
1.
Apakah tujuan daun direndam dengan air mendidih?
2.
Apakah tujuan daun direndam dengan alkohol?
3.
Daun manakah yang berwarna hitam dan yang tetap berwarna putih?
Jelaskan!
B.
Jawaban Pertanyaan
1.
Tujuan daun direndam dengan air mendidih adalah untuk melayukan
daun Hibiscus rosasinensis atau mematikan sel-sel daun Hibiscus
rosasinensis tersebut.
2.
Tujuan daun direndam dengan alkohol adalah untuk melarutkan
klorofil yang ada pada daun Hibiscus rosasinensis.
3.
Daun yang berwarna hitam adalah daun Hibiscus rosasinensis yang terbuka, sedangkan daun yang tetap
berwarna putih adalah daun Hibiscus
rosasinensis tertutup. Hal ini dikarenakan warna hitam pekat yang timbul
pada daun Hibiscus rosasinensis terbuka
yang ditetesi lugol menandakan adanya amilum yang dihasilkan dari fotosintesis
yang dapat dilakukan oleh daun Hibiscus
rosasinensis terbuka. Sedangkan warna putih yang timbul pada daun Hibiscus rosasinensis tertutup
menandakan bahwa hanya sedikit amilum yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
Kondisi daun Hibiscus rosasinensis sebelum digunakan
untuk praktikum
Kondisi
daun Hibiscus rosasinensis saat mulai direndam di dalam air mendidih
Kondisi daun Hibiscus rosasinensis saat di rendam di
dalam air mendidih
Kondisi daun Hibiscus rosasinensis setelah direbus di
dalam air mendidih
Kondisi daun Hibiscus rosasinensis saat ditetesi
lugol
Kondisi daun Hibiscus rosasinensis setelah lima menit
ditetesi lugol
Kondisi daun Hibiscus rosasinensis setelah
dibersihkan dari lugol
Demikian laporan praktikum biologi tentang percobaan Sachs pada daun sepatu. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa.
Salam kenal dari saya.. Dwi Putri Restuti
See you next post!
Find me on instagram @ddwi_putri
Salam literasi!
Comments
Post a Comment